Santri Kok Gitu Sih?
Oleh: Septa Yunis
Guys. Nonton film masih menjadi trend di tengah pergaulan remaja saat ini. Iya nggak sih? Iya kan? Pastinya. Because, film masih dianggap salah satu hiburan di tengah masyarakat saat ini. Apalagi kaum remaja, demen banget tuh nonton film di bioskop. Boleh aja sih nonton film, but kita harus pinter-pinter cari film yang nggak melenceng dari ajaran Islam.
Ngomongin film nih guys, beberapa hari terakhir ini dunia hiburan terkhusus dunia perfilman diramaikan dengan film The Santri, besutan sutradara Livi Zheng yang menuai kecaman dari berbagai pihak. Seperti yang dilansir CNN.com (16/09/2019) Film terbaru Livi Zheng, The Santri baru-baru ini menuai reaksi dari Ketua Umum Front Santri Indonesia (FSI), Hanif Alathas, yang juga menantu Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Bahkan nih guys.. tagar #boikotfilmthesantri menjadi trending. Hmmm.. pada heran nggak sih kenapa film ini menuai kontroversi, padahal judulnya The Santri, yang diidentikkan kehidupan para santri di pesantren. Sinopsis film The Santri ini mengisahkan kehidupan di sebuah pondok pesantren yang lagi mempersiapkan peringatan Hari Santri. Pada momen itu pula akan diumumkan 6 orang santri terbaik yang akan diberangkatkan dan bekerja di Amerika Serikat.
Naaahhh kenapa sih harus Amerika Serikat? Kenapa nggak Arab, Turki, ataupun Mesir? Masih banyak kan ya negeri-negeri muslim yang bisa dijadikan contoh. Pada dasarnya film ini ingin menampilkan AS menjadi kiblat modernitas kaum millennial seperti kita-kita ini guys. So, kita kudu hati-hati jangan sampai kita kena propaganda AS yang berusaha menanamkan nilai-nilai liberalisme di dalam kehidupan kaum muslimin.
Nggak hanya itu aja guys bahaya yang ditimbulkan dari film tersebut, tidak lain adalah aktivitas pacaran yang disitu tidak tabu bagi mereka untuk berinteraksi dengan lawan jenis, apalagi hanya sekedar main mata. Naah ini sudah memperburuk citra santri itu sendiri. Masa iya sih di pesantren main pacaran seperti itu? pesantren itu kan tempat menimba ilmu, terkhusus ilmu agama Islam yang melarang keras para pemeluknya mendekati zina, termasuk aktivitas yang digambarkan dalam film tersebut, yaitu pacaran.
Benar saja sutradara dari film tersebut adalah non muslim yang pada dasarnya nggak tau kehidupan pesantren itu gimana. Yang ingin ditonjolkan adalah kehidupan liberal yang seakan – akan itu hal yang “halal” di dalam pesantren. Ngeri nggak sih? Jika film ini dibiarkan untuk dirilis, bahaya sudah menanti, salah satunya penilaian masyarakat terhadap dunia pesantren menjadi buruk.
Selain itu, film tersebut disebut-sebut juga merusak aqidah. Dalam trailernya, adegan santriwati membawa tumpeng ke gereja dan diserahkan kepada pendeta yang sedang memimpin acara di gereja. Padahal sudah jelas sekali larangannya untuk ikut atau menyerupai suatu kaum, karena ketika kita menyerupai suatu kaum kita termasuk golongan kaum tersebut. Iyes kan film tersebut terindikasi keluar dari jalur-jalur Islam? dan Ini sangat membahayakan guys.
So, kita harus hati-hati memilih tontonan yang baik dan benar, dan yang pasti nggak melanggar syari’at islam, karena kita seorang muslim yang setiap perbuatan terikat syari’at Islam. Dan satu lagi, jangan gampang ikut arus, jangan asal sedang ngetrend kita ikuti. Because yang sedang trend itu belum tentu bener.
Maka dari itu agar nggak gampang ikut arus, akidah itu harus kuat. Gimana caranya? Sering ikut kajian, sekarang banyak kok kajian-kajian Islam. Ketika kita banyak mengkaji islam semakin kita paham mana yang nilai-nilai islam yang luhur, mana liberal (kebebasan) yang dibungkus islam agar kita tidak menganggap liberalism itu suatu yang “halal”. Seperti pacaran, menyerupai suatu kaum (tasyabbuh) dan sebagainya.
So, jika ada yang ngajak kajian jangan ogah-ogahan dan lebih memilih maen atau nonton di bioskop. Ngaji itu penting guys. Dan menuntut ilmu adalah wajib, terutama ilmu agama. yuuukk kajian. (reper/oky)
Posting Komentar untuk "Santri Kok Gitu Sih?"